Kedai Toko Oen Tempat Nongkrong Favorit Noni Belanda
Sebuah kedai yang berada di Jl. Basoeki Rahmat no.5 tak pernah sepi dari pelanggan yang datang. Kedai yang memiliki desain eksterior sederhana ini wajib Anda sambangi jika ingin bernostalgia di Malang. Setiap harinya pasti ada saja bus-bus pariwisata yang membawa para pelancong asing ke daerah ini.
Kedai ini dikenal dengan nama Toko Oen. Dimasa kolonial Belanda dulu, kedai ini menjadi tempat favorit bagi banyak noni-noni Belanda. Begitu pula dengan Concordia, sebuah tempat hiburan khusus bagi warga Belanda yang terletak di seberang toko Oen. Pada masa itu, kawasan ini memang menjadi lokasi pemukiman orang-orang Belanda.
Sejarah Toko Oen Malang
Sejarah singkat berdirinya kedai atau Toko Oen ini pada mulanya dulu merupakan toko kue yang dimiliki oleh sepasang suami-istri bernama Lim Gien Nio dan Oen Tjoen Hok. Berdiri di tahun 1910. Mereka menyajikan berbagai kue-kue kecil khas Belanda dan lalu berkembang dengan menyediakan kedai es krim dan restoran untuk bersantap. Kesuksesan kedai ini berlanjut hingga memiliki 4 kedai di berbagai kota.
Cabang Toko Oen di kota Malang ini bangkrut sekitar tahun 1990. Sempat dialihfungsikan menjadi tempat showroom bagi mobil-mobil yang kemudian mengundang protes masyarakat dari beberapa kalangan. Mereka menganggap Toko Oen sebagai salah satu cagar budaya Malang yang seharusnya dilestarikan dan dijaga.
Hingga akhirnya bangunan Kedai Oen dipugar kembali dan toko mulai kembali beroperasi seperti sebelumnya. Hanya saja tidak lagi berada didalam manajemen dari keluarga Oen.
Perlu diketahui kedai bersejarah ini masih tetap menonjolkan nuansa masa tempo doeloe. Sebuah bangunan yang mungil berwarna hijau dengan desain interior klasik. Ya, memang penampakan kedai terkenal ini tak terlalu berbeda daibandingkan bangunan aslinya sewaktu berdiri tahun 30an silam. Bahkan para pengunjung yang mampir kesini masih dapat melihat pelayan yang mengenakan busana seragam khas zaman kolonial.
Menu Kuliner Toko Oen Malang
Bagaimana dengan daftar menu makanan yang ada disini? Mayoritas diisi dengan masakan Belanda, Indonesia, dan peranakan Tionghoa yang menggunakan bahasa Belanda. Sementara kue-kue khas daratan Eropa ditempatkan dalam toples beling seperti masa dulu.
Di waktu jam istirahat makan siang, kedai ini dipenuhi pengunjung dari luar kota. Ada yang bersantap maupun untuk sekedar mencoba es krim legendaris kota Malang sembari menikmati nuansa jadul kadai Oen ini. Turis-turis asing lebih tertarik untuk mengabadikan interior dari kedai bernuansa histori di kota Malang ini.